Konon milan kundera yang menyastrakan penulisan sejarah itu sangat mengispirasi banyak orang untuk ikut menyelamatkan masa lalu dalam semak belukar bernama estetika. Salah seorang yang terinspirasi itu tak lain seniman sastra dan teater marhalim zaini. Lewat naskah mata sunyi ia mencoba menghidupakan sang tokoh dalam keseharian diantara ella dan suaminya yang buta. Tak ada kehantgatan yang didapatkan ella , kecuali sebendunga air mata beserta kisah yang menukil pendapat-pendapat milan kundera. Hidup ytang menderita dalam rumah yang tiris tidak membuat ella kehilanngan cinta, pun mengingat suami yang tak pernah menyentuhnya. Bayaran atas sepapasang mata suami yang buta lantaran membelanya . bagaimanapun lelaki telah hidup dalm diri ella sebagai dua semangat yang menggantikan harapan akan materi dan kemapaman duniawi meski terias keinginan ella untuk menikmati kehangatan dari tubuh yang lain, tapi murhalim sepertinya tidak teg mengeksekusi hipotesa pembaca menuju stereo tipe romantika...